Judul Buku : Pintu

Pengarang : Fira Basuki

Penerbit : Grasindo – Jakarta

Tahun : 2004

Buku karangan Fira Basuki ini menceritakan tentang pencarian jati diri seorang laki-laki keturunan Jawa yang memiliki kelebihan berupa Indera ketiga. Dalam Cerita laki-laki yang dikenal dengan nama Bowo ini dapat melihat Aura diri manusia disekelilingnya, dimata teman-temannya dia terlihat seperti orang aneh, tapi Bowo yang dikenal sangat nakal ini tidak pernah mengubrisnya. Bowo memiliki adik perempuan bernama June. Awalnya dia tidak menyukai June, tetapi setelah ada sebuah peristiwa selagi mereka masih duduk dibangku SD, Bowo jadi sangat menyayangi adiknya itu. perbedaan yang dimiliki Bowo membuatnya menggeluti dunia Persilatan, walaupun Dia masih terbilang muda, tapi dia bisa menjadi murid salah satu Guru yang disegani, alhasil diapun menjadi murid termuda. Keputusan Orangtuanya untuk menyekolahkannya di Chicago, membuat laki-laki yang sedang Kuliah di ITB ini menuruti Orangtuanya. Alasan orangtuanya mempercepat rencana kuliah Bowo di Luar Negeri sangatlah sederhana, mereka tidak ingin anak Laki-laki satu-satunya itu terjerumus pada pergaulan yang sempat membawa Bowo masuk penjara.

Di Chicago, Bowo mengambil Jurusan Komputer. Dia anak yang cerdas dibidang Komputer, hal ini dibuktikan dengan keberhasilannya menggeluti pekerjaan ilegal dibidang komputer, hal ini jugalah yang membuat Bowo masuk penjara Chicago.

Selama di Cicago Bowo bertemu dengan beberapa orang wanita yang membuat hidupnya penuh dengan permasalahan. Erna, wanita Indonesia yang juga kuliah di Chicago ini sangat tertarik pada Bowo, sampai-sampai dia Gila karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Cinta Erna ditolak karena bowo sudah memiliki pacar di Indonesia bernama Putri. Wanita kedua yang mejalin hubungan istimewa di Chicago adalah Paris. Pada awalnya Bowo hanya merasa kasihan pada Paris, Korban KDRT. Mereka sering bertemu dan melakukan hubungan layaknya suami istri, mungkin itulah yang membuat Bowo menjadi jatuh hati pada Paris. Belum sempat menyatakan cinta, Tapi Paris telah meninggal dunia di tangan suaminya.

Akhirnya Bowo menikah dengan Aida, wanita Indonesia yang ditemuinya saat dia pulang menjenguk kedua Orangtuanya di Indonesia, dan setelah ia mendapatkan keris dari salah satu gurunya.

Alur pada ceria ini sangat jelas, hal ini membuat para pembaca bisa cepat mengerti maksud dari cerita. Kisah yang disampaikan pengarang mengambil gaya kehidupan modern dan jawa, inilah yang dirasa cukup menerik untuk dibaca.

Sayangnya pada akhir cerita pengarang tidak menjelaskan secara detail, apakah Bowo merasa bahagia atas keputusannya menikahi Aida, karena gaya hidup bebas yang dimiliki Bowo, bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga, bahwa kita sebagai kaum muda jangan sampai terjerusmus pada pergaulan bebas yang bisa membuat banyak permasalah-permasalahan baru muncul.