Permasalahan Serta Solusi pada Perkoperasian di Indonesia
Koperasi di Indonesia tidak mengalami perkembangan yag signifikan. Walaupun sudah dibentuk sejak lama, tetapi hingga kini keberadaan koperasi masih sangat memprihatinkan. Secara teori, koperasi sangat cocok pada masyarakat
Masalah-masalah pun timbul dalam mengembangkan koperasi. Mulai dari masalah internal hingga eksternal.
Masalah internal yang muncul yaitu kurangnya tenaga rofesional. Tidak seperti perbankan, koperasi cenderung berjalan di tempat. Dalam pengembangannya sangat diperlukan tenaga-tenaga profesional. Masalah yang lain yaitu Adanya pemikiran Limiting Believe. Masalah ini timbul karena ketidak percayaan masyarakat akan adanya koperasi, masyarakat merasa bahwa koperasi tidak bisa berkembang sebagai perusahaan yang mampu menjamin kesejahteraan manajer atau karyawannya.
Permasalahan lain yang timbul di koperasi adalah
- Penataan kelembagaan
Untuk penataan kelembagaan dan perizinan UKM masih ditangani oleh berbagai Dinas Instasi yang ada, sehingga pelaksanaan pemantauan, monitoring dan evaluasi sulit dilakukan
- Produktivitas dan efesiensi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa koperasi sangat membuthkan tenaga profeioanal dalam mengelola usaha ini. Tingkat prduktivitas yang masi kurang dan Sumber Daya Manusia yang masih rendah, adalah salah satu kendala dalam mengembangkan suatu usaha, bukan hanya koperasi tetapi juga usaha lainnya
- Akses kerdit
Dalam segi pembiayaan dan permodalan, koperasi sangat sulit mendapatkan akses kredit, karena syarat-syarat yang diberikan lembaga keuangan ( perbankan ) menyulitkan koperasi, terutama adanya penyertaan jaminan / angunan dalam pemberian Kredit.
- Retribusi Asset
Masih sangat terbatasnta dalam rangka meretribusi asset produktif yang dikelola oleh koperasi.
- Pada masalah penataan kelembagaan, solusi yang bisa dilakukan, salah satunya yaitu perlu ditetapkan kewenangan pemberian Badan Hukum Koperasi dan perizinan UKM dalam satu atap Instansi, hal ini perlu dilakukan agar pamantauan dan evaluasi mudah dilakukan
- Pada produktivitas dan efesiansi. Dibutuhkan tenaga professional, maka perlu adanya pelatihan-pelatihan dalam mengembangkan suatu koperasi, selain itu perlu adanya fasilitas yag memadai serta sarana dan prasrana dan kemitraan yang baik dengan koperasi
- Pada akses kredit, perlu diciptakan iklim yang kondusif yang memungkinkan koperasi memperluas jaringan usaha, tehnologi dan kemitraannya, dengan pengusaha besar dan BUMN/BUMD
- Perlunya peran aktif Koperasi itu sendiri dalam pengembangan Retribusi asset produktif
0 komentar:
Posting Komentar